Dataran dengan ketinggian 2.093 meter di atas
permukaan laut ini, dulunya merupakan sebuah gunung berapi yang sangat
besar dan tinggi. Suatu saat gunung tersebut meletus dengan dahsyat
hingga melemparkan badan puncaknya ke daerah sekelilingnya yang kini
membentuk bukit-bukit besar maupun kecil, seperti rangkaian perbukitan
Gunung Perahu (2.565 m), Jurang Grawah (2.450 m), Gunung Kendil (2.326
m), serta perbukitan lain, seperti Gunung Pakuwojo, Bismo Pangonan dan
Sipendu dengan ketinggian antara 2.245 m – 2.395 m. Perbukitan kecil
yang merupakan potongan atau irisan badan puncak gunung yang terlempar,
antara lain membentuk Gunung Naga Sari, Pangamun-amun, Gajah Mungkur
serta perbukitan dengan ketinggian antara 1.630 m – 2.154 m.
Tipe
erupsi di kawasan Dataran Tinggi Dieng ini adalah erupsi freatik
(keluarnya lumpur, uap air, dan gas) di kawah-kawahnya. Terkadang bahkan
mengeluarkan gas beracun (CO2) yang tidak terlihat dan tidak berbau
namun sangat mematikan, seperti yang sempat membunuh 149 orang pada
tahun 1979 dan terjadi lagi baru-baru ini, Mei hingga Juni 2011.
Beberapa erupsi yang sempat tercatat adalah sebagai berikut. Sebelum
2011 di mana Dieng ditetapkan dalam status siaga (level III) akibat
erupsi freatik yang terjadi pada Kawah Timbang yang memaksa warga
sekitar untuk mengungsi, pada tahun 2009 status Dieng juga sempat
dinaikkan ke level waspada (level II) setelah beberapa erupsi freatik
yang terjadi di Kawah Sibanteng dan Kawah Sileri yang memuntahkan lumpur
hingga 140 meter disertai beberapa kali gempa vulkanik, meskipun tidak
terjadi emisi gas beracun. Sebelumnya pada tahun 1992, emisi gas beracun
yang dikeluarkan oleh Kawah Sikidang membunuh 1 orang yang tengah
berada di sungai yang berjarak 200 meter dari kawah tersebut. Tahun 1979
merupakan erupsi dengan korban paling banyak. Erupsi freatik Kawah
Sinila yang disertai gas CO2 dan H2S telah membunuh 149 orang, dan
memaksa 17.000 orang lainnya mengungsi. Erupsi yang didahului dengan
tujuh gempa vulkanik ini juga banyak membunuh hewan-hewan ternak dan
ikan. Pada tahun 1944, terjadi letusan Gunung Api Dieng, tepatnya pada
tanggal 4 Desember 1944. Hujan abu dan lumpur menyelimuti desa-desa
Kepakisan, Sekalem, Sidolok, Pagerkandang, Djawera, serta Kepakisan Lor
dan menyebabkan desa-desa ini menjadi seluruhnya gelap. Erupsi ini
membunuh 59 orang, 38 terluka (kebanyakan luka bakar), dan 55 lainnya
hilang. Erupsi-erupsi lain yang tercatat terjadi pada tahun 2011, 2009,
2005, 1993, 1986, 1981, 1979, 1964, 1956, 1954, 1953, 1952?, 1944, 1943,
1939, 1928, 1883-84, 1847, 1826, 1825, 1786, 1776, dan 1375.
Keistimewaan
Akibat
letusan mahadahsyat di masa lalu yang telah disebut di atas, tubuh
gunung dan bagian dalam Gunung Api Purba Dieng yang tersisa, menjelma
menjadi dataran luas yang dipenuhi bekas-bekas kawah yang masih aktif
mengepulkan asap belerang dan golakan lumpur panas yang dapat kita
saksikan hanya dalam jarak 0,5 – 1 meter. Sedangkan kawah-kawah yang
sudah mati, kini menjelma menjadi telaga-telaga serta sumur-sumur
raksasa yang dipenuhi air, dengan lubang permukaan antara 200 m2 dan
kedalaman hingga 100 m. Di area kawasan wisata yang bersuhu antara 15 –
20 derajat celsius di musim kemarau dan 5 – 10 derajat celsius di musim
hujan atau malam hari, terdapat 8 buah kawah vulkanik; Sikidang, Sileri,
Sinila, Candradimuka, Timbang, Siglagah, Sikendang, dan Sibanteng, 7
buah telaga; Warna, Pengilon, Swiwi, Balekambang, Merdada, Dringo, dan
Cebong serta 1 buah sumur raksasa; Jalatunda.
Ada
lima kelompok bangunan candi yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Empat
kelompok merupakan Ceremonial Site yaitu kelompok Candi Pendawa,
kelompok Candi Gatotkaca, kelompok Candi Bima, dan kelompok Candi
Dharawati/Parikesit. Kemudian kelompok kelima adalah kelompok bangunan
profan atau bangunan tempat tinggal yang terletak tidak seberapa jauh
dari kelompok bangunan sakral (candi-candi Pendawa Lima) yang sama-sama
berada di dataran.
Sampai
dengan saat ini, dari 12 prasasti batu yang ditemukan di Dieng, belum
ada informasi tertulis mengenai sejarah Candi Dieng. Diperkirakan pada
abad ke-8 hingga ke-9 M atas perintah raja dari Wangsa Sanjaya. Komplek
Candi Dieng merupakan candi tertua di pulau jawa, karena ditemukannya
prasasti tertua yang bertuliskan huruf jawa kuno dengan menyebutkan
angka 808 M.
Selain
kawah, telaga, sumur raksasa, dan kompleks candi, di Dieng juga
terdapat objek wisata Tuk Bima Lukar, Gua Semar, Pemandian Air Panas
Palasari, Air Terjun Sikarim, dan Gunung Sikunir. Di Dieng, kita juga
akan banyak menemukan perkebunan kentang, jamur, kacang Dieng, kol,
carica, purwaceng, dan berbagai macam sayuran. Akibat suhu yang sangat
dingin, pada pagi hari tampak embun-embun beku (frost) yang menyerupai
lapisan salju yang tipis terhampar indah di atas permukaan tanah. Namun
embun beku (frost) ini (oleh masyarakat Dieng disebut bun upas) tidak
disukai oleh masyarakat sekitar karena bisa mematikan tanaman
kentang. Adapun barang yang diperdagangkan oleh penduduk Dieng biasanya
merupakan hasil budidaya pertanian mereka seperti jamur Champignon
(jamur yang termasuk kelompok Ascomicetes), kentang jenis Granolla,
cabai Dieng, carica, paprika, kol, keripik jamur, kacang Dieng, serta
tanaman suvenir dari hutan seperti palas payung yang termasuk jenis
palem, bunga Edelweis, tanaman perdu, paku rambut, dan bambu kuning.
Lokasi dan Fasilitas
Lokasi dan Fasilitas
Dataran
Tinggi Dieng terletak di Propinsi Jawa Tengah di mana sebagian
wilayahnya termasuk dalam Kabupaten Wonosobo (2 desa) dan sebagian
lainnya dalam Kabupaten Banjarnegara (6 desa). Desa-desa tersebut adalah
Dieng Kulon, Kepakisan, Pekasiran, Bakal, Karang Tengah, dan Kepucukan
di wilayah kabupaten Banjarnegara. Kemudian untuk wilayah kabupaten
Wonosobo adalah Dieng Wetan dan Sembungan. Bekas gunung api raksasa ini
terletak 55 km di sebelah timur laut kota Banjarnegara dan 26 km sebelah
utara kota Wonosobo serta 90 km dari Kota Magelang, 133 km dari Kota
Yogyakarta, dan 145 km dari Kota Semarang. Jalan dari kota Wonosobo
hingga Desa Dieng Wetan sudah berupa jalan aspal yang dibangun sejak
Dataran Tinggi Dieng dijadikan tempat pariwisata, kurang lebih 30 tahun
yang lalu. Di kawasan wisata Dieng, ada ojek yang tersedia sepanjang
waktu, selain dipakai oleh penduduk, ojek juga menjadi sarana
transportasi alternatif bagi para wisatawan yang ingin diantar menuju
tempat-tempat wisata yang jarak dari satu tempat ke tempat lainnya cukup
jauh. Tarif ojek untuk lokasi yang berdekatan Rp. 1000, - per lokasi
dan untuk lokasi yang berjauhan seperti Kawah Candradimuka, Sumur
Jalatunda, dan Telaga Merdada, tarif dapat berkisar Rp. 2000,- sampai
dengan Rp. 3000,- per lokasi. Bagi wisatawan yang ingin menyewa
kendaraan ojek per hari tarifnya Rp. 40.000,- hingga Rp. 50.000,- atau
Rp. 5000,- per jam. Fasilitas yang tersedia di kawasan wisata ini juga
tergolong lumayan lengkap. Ada beberapa hotel dan penginapan dengan
tarif cukup murah, beberapa rumah makan, dan banyak sekali warung-warung
makan kecil serta kios-kios yang berjualan minuman panas, makanan
ringan, dan berbagai jajanan. Toko-toko kelontong sederhana juga banyak
tersedia di sana, juga berbagai macam toko suvenir dan oleh-oleh, serta
toko-toko yang menjual jaket, syal, kupluk, dan sarung tangan mengingat
udara di Dieng sangatlah dingin. Disarankan untuk membawa cukup uang
cash dikarenakan di kawasan wisata Dieng belum tersedia mesin ATM. Harga
tiket terusan untuk empat objek wisata yaitu kompleks Candi Arjuna,
Kawah Sikidang, Dieng Plateau Theater, dan Telaga Warna adalah Rp.
12.000, - untuk wisatawan lokal dan Rp. 20.000, - untuk wisatawan asing.
Sedangkan tiket masuk per objek wisata (empat objek wisata di atas
maupun objek-objek wisata lainnya) beragam, dari mulai Rp. 2000, -
hingga Rp. 6500, -.
Paket tour ke Dataran Tinggi Dieng dari Gamawisata
- Dieng Plateau (Tour Code: GW10-DP/10)
- atau sesuai permintaan Anda
(Tour Code: GW10-DP/10)
HARGA PER PERSON (DALAM RUPIAH)
| ||||
2 pax
|
3-4 pax
|
5-6 pax
|
7-10 pax
|
11-15 pax
|
463.250
|
346.833
|
253.700
|
268.786
|
238.491
|
(Tour Code: GW10-DP/10)
HARGA PER PERSON (DALAM RUPIAH)
| ||||
16-20pax
|
21-26pax
|
27-30pax
|
31-35pax
|
36-40pax
|
225.600
|
218.062
|
213.467
|
198.052
|
183.600
|
NOTE :
- Harga sudah termasuk AC Private Car/Bus, guide, hotel termasuk sarapan pagi, makan siang, tiket masuk, parkir, asuransi, mineral water,
- Harga tidak termasuk tiket pesawat/kereta, visa, pembelanjaan pribadi, tip, dan donasi
- Harga berubah saat high season (periode Lebaran, Tahun Baru dan Natal)
- Harga berlaku 2011 saat low season
Sumber http://www.gamawisata.com/index.php/component/content/article/39-tempat-wisata/72-dataran-tinggi-dieng
0 komentar:
Posting Komentar