Lembah Mandalawangi...
Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin
Itulah penggalan mengenai puisi Soe Hok Gie, seorang demonstran dan mahasiswa pecinta alam pada tahun 1967 M tentang lembah Mandalawangi. Semakin membuat saya penasaran tentang lembah Mandalawangi.. Nah berikut artikel tentang Lembah Mandalawangi
Dan, Mandalawangi - Pangrango adalah tempat yang membuat Soe Hok Gie mencintainya. Sehingga tercipta sebuah puisi untuk Mandalawangi - Pangrango. Alun - alun Mandalawangi di gunung Pangrango adalah tempat favoritnya.
Dia meninggal di gunung Semeru bersama seorang kawannya akibat menghirup gas beracun yang menghembus dari kawah Mahameru, tanggal 16 Desember 1969, sehari sebelum ulang tahunnya yang ke - 27. Pada tahun 1975, makamnya dibongkar dan tulang belulang Gie dikremasi dan abunya disebar di puncak Gunung Pangrango.
Senja itu Ketika matahari turun ke jurang - jurangmu Aku datang kembali ke dalam ribaanmu Dalam sepimu dan dalam dinginmu Walau setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan Dan aku terima kau dalam keberadaanmu Seperti kau terima dalam daku Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada Hutanmu adalah misteri segala Cintaku dan cintamu adalah kebisuan semesta Malam itu Ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali dan berbicara padaku Tentang kehampaan semua Hidup adalah soal keberanian Menghadapi tanda tanya tanpa kita mengerti Tanpa kita menawar Terimalah dan hadapilah Dan diantara ransel - ransel kosong dan api unggun yang membara Aku terima ini semua Melampaui batas - batas jurangmu Aku cinta padamu, Pangrango Karena aku cinta pada keberanian hidup by Soe Hok Gie
0 komentar:
Posting Komentar